http://vatra-curahanhati.blogspot.com/2012/08/pengalaman-pertama-mengemut-perkakas.html
Pengalaman ini merupakan pengalaman pertama aku
merasakan rasa dan nikmatnya perkakas berada dalam mulut. ihhh...enak dan
kenyal tanpa rasa namun nikmat dimulut.....
awalnya,aku pulang dari tempat kerja
bersama rekan kerjaku bernama Kak Ratna. Aku pulang sekitar jam 12-an malam,
maklum pekerja malam. jarak tempat kerja dari rumah yah,,,lumayan jauh. dan ini
tidak biasanya aku membonceng rekan kerja, biasanya hanya aku yang dibonceng
ama sepupu. ini kali pertama juga membonceng kak ratna karena katanya mau cepat
pulang dan tidak mau menunggu. dia tidak mau menunggu sebab anaknya yang kecil
ditinggal dirumah.
saat perjalanan pulang yang masih
begitu jauh dari rumah dan juga rumah kak ratna, bannya motor meletus dan
membuat kami berjalan sekitar setengah kilo. namun untung didaerah itu ada
rumah keluarganya kak ratna, jadi kami singgah dan untung mereka masih bangun.
kami bertanya dimana terdapat tempat pres ban, dan diapun berkata didaerah itu
banyak tempat pres hanya saja saat waktu seperti ini semuanya sudah tutup. kami
pun mencari akal, dan kak ratna sibuk berbincang-bincang dengan keluarganya.
ditengah perbincangan, muncullah dua orang cowok yang lumayan ganteng.
huhh...timbul terbesit rasa dalam hatiku melihatnya,,,, dan terdengar didalam
rumah masih ribut. terdengar suara-suara khas cowok remaja yang jantan. waoow
ternyata disini banyak cowoknya, kataku dalam hati.
namun tak disangka-sangka ibu yang
asyik berbicara dengan kak ratna tiba-tiba berkata bahwa disini ada lima orang
cowok dan barusan ngumpul dirumah. akupun gembira dalam hati,,,,,
Sekitar lima menit aku dan kak ratna
masih bingun bagaimana bisa pulang kerumah ditengah situasi ini. Namun keluarga
kak ratna memaksa kami untuk nginap saja dirumah untuk malam ini saja. akupun
iseng-iseng menolak namun dalam hatiku sangat berharap untuk bermalam dirumah
yang penuh dengan surga. Begitupun dengan kak ratna yang sangat menolak karena
anaknya yang kecil ditinggal dirumahnya. Namun kamipun dapat ide yang sangat
menggembirakan buat aku. Kak ratna malam ini tetap pulang dengan menunggu mobil
yang ditumpangi rekan-rekan kerja yang belum pulang, sedangkan aku harus nginap
dirumah itu dan nanti besok pagi bannya motorku untuk dipres yang tidak jauh
dari rumah itu.
Ide ini merupakan ide yang membuat
aku seakan-akan tidak percaya dan sesuai yang aku idam-idamkan. Akupun berharap
jika aku bermalam dirumah ini, aku harus tidur bersama dengan pemuda-pemuda
yang cakep-cakep itu. Betapa bahagianya jika aku berada ditengah-tengah
diantara mereka. Muka-muka mereka bemacam-macam begitupun bentuk dan besar perkakasnya
mungkin. Namun satu diantara kelima cowok itu yang saya idam-idamkan. Wajahnya
begitu ganteng dan manis membuat jantungku berdetak kencang. Namun hal itu
tidak aku tampakkan didepan mereka.
Beberapa menit kemudian, mobilpun
singgah untuk mengambil kak ratna. Namun bos dari tempat kerja menyarankan agar
motorku diberi tumpangan dimobil dan menyarankan juga motor aku disimpang saja
dirumah ini lalu besoknya baru diambil. Namun akupun menolak, bukan karena
takut pulang tapi nafsu bejatku ini untuk tidur bersama cowok-cowok itu.
Boskupun tidak terlalu menuntut dan menuruti saja apa yang aku inginkan.
Boskupun pamit dan memberi peringatan kepadaku untuk tetap berhati-hati.
Mobilpun melaju meninggalkan aku di rumah tersebut.
Keluarga dari kak ratna itu menyuruh
aku untuk memarkirkan motornya kedalam rumahnya saja. akupun menurut dan segera
mendorong motorku kedalam rumahnya. Didalam rumahnya sudah terparkir tiga motor
yang sudah termodifikasi khas motor cowok-cowok. Uhh…mantap nih. Didalam rumah
tersebut pasnya kamar depan terlihat
beberapa cowok yang asyik main game di laptopnya. Mereka asyik dan seakan-akan
tak memperdulikan aku. Akupun cuek aja dan duduk disofa sambil iseng-iseng
menekan-nekan tombol hp. Tiba-tiba ibu yang diluar tersebut masuk dan menutup
pintu serta menyuruhku untuk tidur dikamar yang terdapat banyak cowok tersebut.
Akupun sangat gembira, namun iseng-iseng menolak dan minta izin untuk tidur
saja di sofa. Ibu tersebut masuk kekamar dan keluar membawakan aku bantal
dengan sarung.
Akupun tidur disofa, namun satu
diantara cowok tersebut keluar dan mengajak aku tidur kamar saja. kesempatan
ini tak kusia-siakan dan segera masuk kekamar tersebut. Mungkin merasa kamarnya
tidak muat mereka membagi dirinya untuk sebagian tidur dikamar sebelah. Dan
tersisa dua orang yang berada sekamar dengan aku. Tanpa kupedulikan akupun
baring disisi paling pinggir tempat tidur tersebut. Aku tidur tak
bergerak-gerak, namun aku tetap terjaga dan memperhatikan cowok yang masih
asyik main game. Wajahnya lumayan ganteng dan masih umuran anak SMU. Begitupun
dengan cowok yang aku idam-idamkan yang hanya memakai sarung tanpa baju itu.
Uhhh seksinya…..
Beberapa menit kemudian, lampu
kamarpun dimatikan dan pintu kamar dikunci. Si ganteng yang ku idam-idamkan
tidur pas disampingku dengan posisi berada di tengah. Hatikupun merasa berdetak
kencang bercampur bahagia yang teramat indah. Aku seakan-akan melayan kesurga
berada tidur didekat cowok yang ganteng itu. Diapun tidak begitu canggung untuk
tidur didekatku, mungkin karena dia menganggap aku ini bukan gay.
Waktu pun berlalu detik demi detik dan terdengar nafas yang khas bagi
orang yang tidur. Akupun berbalik dan tangan kiriku menyentuh perutnya. Dia pun
tidak merespon, aku berharap dia masih terjaga dan belum terlalu tidur. Akupun
bergerak dan menyentuh pas diatas perkakasnya. Aku sangat grogi dan jantungku
berdetak kencang memegang perkakas cowok yang seganteng itu. Tangankupun nakal
mulai merayap menyusuri bentuk perkakasnnya yang masih terbungkus sarung dengan
CD. Akupun asyik mencari dan mencari
ujung perkakasnya. Aku rasa begitu panjang dan besar memanjang turun ke
pahanya. Dan tak beberapa lama aku memegang perkakasnya, aku pun kaget karena
dia berbalik membelakangiku. Akupun santai saja karena hal itu yang aku
harapkan untuk membangunkan dia. Akupun terdiam. Namun beberapa menit kemudian,
dia kembali berbalik kepadaku. Akupun gembira karena hal ini yang kuharapkan.
Akupun segera melakukan aksiku merayap perkakasnya. Ku beranikan lagi diriku
memegang perkakasnya, namun terjadi perubahan karena perkakasnya sudah menegang
sempurna begitu kuat. Kuarahkan mukaku pass diperkakasnya yang masih tertutup
itu. Aku berharap agar aku bisa mengemut perkakas kuat tersebut. Tangan akupun
merayap masuk kedalam CDnya. Namun aku tidak bisa mengeluarkan perkakas kuat
tersebut karena kepalanya menghadap kebawa dan sulit untuk dikeluarkan. Akupun
hanya bisa memegangnya dari luar. Hal ini kulakukan berkali-kali namun tetap
gagal kukeluarkan dari sarungnya. Akupun cape, mungkin diapun capek. Diapun
langsung bangun dari tempat tidur dan pindah kekamar sebelah. Akupun kecewa
dalam hal ini. Namun akupun tidak terlalu begitu sedih karena masih tersisa
cowok satunya. Akupun segera bangun dan menutup kembali pintu kamar tersebut
dan kembali tidur didekat cowok yang sudah terlelap tidur itu. Tangankupun
mulai merayap perkakas cowok tersebut. Namun hal ini lebih sulit lagi karena
memakai celana jeans yang pendek. Diluar celana tersebut kuraba-raba perkakasnya
sudah menegah mengeras.
Akupun memberanikan diriku untuk membuka kancing
celananya berlanjut dengan membuka pelan-pelan reasletin celananya. Setelah
kubuka, akupun mulai meraba masuk dan didalamnya masih tertutup boxer.
Tangankupun tak kusia-siakan, kusisipkan lebih dalam lagi hingga benda yang
kuidamkan tersentuh oleh ujung tanganku. Kucoba kutarik keluar hingga kepala perkakasnya
nongol keluar. Hal ini memang sengaja ku lakukan dan kuharapkan. Kuberanikan
diriku untuk bangun dan langsung menyantap perkakas seperti orang yang
kelaparan. Perkakas terus langsung berada dimulutku. Kurasakan begitu kenyal
dengan kepala perkakasnya yang tidak begitu besar menyentu lidahku. Nikmat dan
enak walaupun tak ada rasa. Ku keluar masukkan didalam mulutku. Akupun mencoba
memasukkan lebih dalam kemulutku namun tak muat. Batang perkakasnya begitu
besar dan panjang. Setelah beberapa menit ku emut diapun terbangun dan aksiku
pun ku hentikan dan tetap berbaring disampingnya. Diapun mendorong kepalaku dan
berkata sesuatu yang tidak begitu jelas. Aksiku pun ingin kulakukan untuk kedua
kalinya namun dia menolak. Ku dengar diamengancing celananya kembali begitupun
dengan reasleting celananya. Kulihat dijendela mulai subuh dan akupun bergegas
keluar kamar. Kukeluarkan motorku sambil pamitan dengan ibu yang hampir
bersamaan bangun. Motorkupun melaju begitu kencang meninggalkan rumah yang
penuh kenangan indah yang tak bisa kulupakan. Dan tak jauh dari tempat itu
akupun singgah di bengkel untuk mengganti bannya motorku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar