Aku seorang mahasiswa yang nyambi ikutan lomba-lomba
model. Beberapa lomba kuikuti, namun seringnya hanya kekalahan yang kudapat. Mungkin
belum beruntung, begitu hiburku. Bahkan di lomba fashion terakhir, di ruang
ganti HP ku hilang. Sungguh sial!! Udah kalah, HP malah amblas diembat maling.
Akhirnya setelah mendapat masukan dari beberapa teman
yang menyarankan aku ikut agency model, sekalian h kemampuan modelnya juga
sekalian mencari tambahan uang. Kata temenku, meskipun kita menjadi anggota
agency, jika ada job dan show, maka kita juga akan dibayar. Hitung hitung,
biaya hidup sebagai anak kost bisa diperingan. Akhirnya, aku mencari-cari
informasi tentang agensi model yang ada di Kota Malang ini. Dengan berbekal
beberapa nomor telpon yang kudapatkan, akhirnya aku memberanikan diri telpon
beberapa agency tersebut. Akhirnya jatuhlah pilihanku pada agency “Muda
Bergaya” yang jaranya tidak terlalu jauh dengan daerah tempat kost-ku. Dengan
naik taksi au berusaha mencari alamat yang diberikan saah satu staf agency
tersebut. Aku sengaja tidak naik angkot, demi menjaga gengsiku. Namun ternyata
lokasi agency tersebut tidak berada di pinggir jalan raya. Jadi sia-sialah au
naik taksi sampai habis banyak tadi.
Setelah memencet bel pagar, ada dua cowok yang
bertanya dan kujawab kalau akau sedang mencari info tentang agency model.
Setelah dibukakan pagar, aku dipersilahkan masuk dan nampak olehku ruang
sanggar tempat latihan agency tersebut.
Setelah menunggu beberap lama, lalu keluarlah seorang
cowok yang lumayan tinggi, berkulit putih dan berambut agak panjang. Belakangan
kukenali namanya Darmawan, asisten pimpinan agency. Dia mempersilahkan aku duduk
di depan meja, sambil menanyai maksud kedatanganku.
“Namanya siapa Mas..?” katanya.angan yang tadi
“Sony, Mas..” kataku sambil melihat wajahnya yang ayu.
“Boleh lihat kartu identitasnya Mas..?” katanya lagi.
“Ini Mas..” kataku sambil menyerahkan KTP.
Lalu setelah melihat KTPku, dia menyalakan komputer
untuk ngeprint form pendaftaran. Saat komputer itu menyala, nampak wallpaper
omputer itu sosok tubuh atletis nan macho dengan pose yang sangat artistik.
Lalu setelah form pendaftaran diprint, dia menyerahkan padaku. Aku mengisinya
dan menanda tangani form terseut.
Selanjutnya, aku disuruh masuk ke ruang sebelah,
ternyata ruang sanggar yang lebih luas dibandingkan ruangan yang tadi. Lalu
muncullah Hanggoro, pemilik modelling tersebut. Lalu dia memperkenalkan diri,
dan sekilas mengapati posturku. Setelah berbasa basi sebentar tentang jadwal
dan peraturan agency akhirnya aku pamit pulang.
Keesokan harinya, sesuai jadwal aku datang ke sanggar
agency tersebut. Tetapi rupanya aku salah membaca tanggal, karena yang betul
adalah mash minggu depan jadwal untuk pemula sepertiku ini. Akhirnya aku
ditemui Darmawan sang asisten. “Karena kamu terlanjur kesini, mending kamu ke
ruang audiens. Mas jalan aja lurus, terus belok kanan.., nach disitu Mas masuk
aja ya..!” katanya. Lalu aku pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh asisten
tersebut itu.
Lalu nampak olehku Darmawan melambaikan tangan, dan
langsung saja aku masuk ke ruangan audiens itu. Disitu ada 2 cowok tanggung,
dengan baju 3/4. Satunya berambut cepak, sedang satunya berambut mohawk.
Ruangan itu penuh dengan kain penutup yang menjuntai panjang. Sekilas aku
nampak peralatan audio yang menggantung serta payung untuk kebutuhan foto
studio. Mungkin ruangan ini ruang pemotretan, pikirku saat itu.
“Mas Sony ya..? Aduh gantengnya. Sudah pernah jadi
model sebelumnya..?” katanya.
“Belum pernah Mas.. Saya baru aja datang dari
Manado..” kataku lugu.
“Ooo.. sekarang coba buka baju dan celananya Mas
ya..?” katanya.
“Lho kok pake buka baju segala sih Mas..? Emangnya ini
mau diapain..?” kataku.
“Mas mau jadi model nggak..? Kalau mau jadi model, ya
harus nurut..! Ya.., ayo cepet gih buka bajunya.. sini biar kami bantu.”
katanya sambil terus menuju ke arahku untuk melepaskan bajuku, sementara
temannya yang satunya melepaskan celana panjangku.
Lalu sekarang aku cuma memakai celana dalam saja. Aku
sudah setengah telanjang di depan mereka berdua. Gundukan batang kejantananku
di balik celana dalamku terpampang dengan jelas di depan mereka.
“Wow, besar juga ya kontol Mas. Mas Sony udah pernah
ngeseks sebelumnya..?” tanyanya ketika melihat gundukan senjata kemaluanku di
balik celana dalamku.
Lho..lho…apa apaan ini, kataku dalam hati. “Belum
pernah Mas.. Emangnya kenapa sih Mas kok nanya yang gituan..?” kataku sambil
memandang mereka yang kelihatannya tertarik dengan batang kejantananku yang
lumayan besar.
“Begini Mas, kami mencari beberapa model yang masih
‘hijau’ pengalamannya, untuk event kami”
“Apa hubungannya Mas jadi model sama pengalaman.. Khan
justru lebih banyak pengalamannya maka semakin bagus nantinya..” kataku.
“Kami hanya mencari cowok yang memiliki potensi”kata
cowok yang berambut cepak.
Lalu dia mendekatiku dan seolah mengukur tinggiku.
Lalu tangannya memijit otot lengaku dan meremas bagian gundukan kontolku.
Oups…nih orang kurang ajar banget, kataku dalam hati. “Aku ada job mahal, kamu
mau ga bermain di proyek film kami”tawarnya. Kalau mau, ini kamu terima cek
untuk fee nya. Sambil menyodorkan cek bank dengan tertera nominal uang. Aku
yang memang sedang butuh uang untuk membeli HP, langsung tertarik. Karena dua
minggu tidak pegang HP rasanya seperti orang gila. “OK.. sebelum job dijalani,
saya mau ngetest punya Mas.. ok..?” katanya sambil mendekatiku.
Dia memeluk tubuhku, menciumiku dan meraba-raba
tubuhku. Dalam hati aku bergumam, gak mungkin aku bisa terangsang oleh rabaan
sesama pria, karena aku bukan homo!!!. Sementara cowok yang satunya sudah
melepas celana ¾-nya, dan nampak olehku betis dan pahanya yang penuh ditumbuhi
bulu-bulu. Dada dan perutnya juga peuh dengan bulu. Woww…aku yang tadi
bersumpah tidak akan terangsang, ternyata batang kejantananku menegang dan
bertambah besar gundukannya di celana dalamku. Cowok yang satunya mendekat
dalam keadaan setengah bugil, dan menggoyangkan tubuhnya sambil menempelkan
pantatnya ke gundukan batang kejantananku. Ohh…kenapa batang kejantananku
bertambah keras saja mendapatkan perlakuan seperti itu. Aku merasa aneh dengan
orientasi seksualku sekarang ini.
“Mas Son, CD-nya dibuka ya..? Kasihan yang di dalam
pengen ketemu temennya..” katanya sambil dipelorotkannya celana dalamku.
Seketika itu juga batang kejantananku berdiri dengan
kokohnya bagaikan “Pedang Nagapuspa”.
“Aduh Mas.., kontolnya besar sekali.. eehhmm..”
katanya lagi sambil mengurut batang kemaluanku.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dia terus dengan
lembutnya mempermainkan kemaluanku. Lalu aku disuruh tidur telentang. Sementara
aku tidur di lantai yang dingin, Mas itu dengan agresifnya terus mengulum
batang kemaluanku.
Sementara itu cowok yang satunya yang baru saja
selesai membuka pakaiannya, langsung saja mengangkangkan kakinya di atas
wajahku. Kemaluannya yang teracung keras dan dikelilingi bulu lebat itu
ditempelkannya di wajahku, lalu digeser-geserkan dengan irama lembut.
Lalu.., “Jilatin dong Mas Son.. eehhmm..” katanya
memelas.
Akhirnya kudekatkan juga kepalaku ke batang
kemaluannya. Tercium bau khas selangkangan bercampur keringat cowok. Lalu
kujulurkan lidahku menjilati kemaluannya yang sudah bengkak itu. Dia mengerang
dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Kulihat dia meremas remas dadanya dan
memuntir-muntir sendiri puting susunya.
“Oh.. yess.., jilat terus Mas.., ohh.. yess..!”
katanya sambil tangannya diangkat sebelah, sempat terlihat olehku bulu
ketiaknya yang lebat sekali.
Cowok berambut cepak ini sungguh maniak sekali.
Beberapa saat kemudian dia meronta dengan kuat,
“Aaahh.. ohh.. yess.. aargghh..,” lalu dia menjepit kepalaku dengan pahanya,
lalu menekan tubuhnya ke bawah agar kepalaku menempel lebih kuat lagi ke batang
kontolnya. Aku jadi susah bernafas dibuatnya. Dia tambah mengerang, sementara
cowok yang satunya masih terus mengulum batang kejantananku yang tambah
mengeras.
“Lagi Mas.. arghh.. sshh.. yah.. yah.. lagi.. oohh..”
makin menggila lagi dia ketika aku mencoba mengulum ujung kontolnya dan
memainkannya dengan lidahku di dalam mulut.
Aku memasukkan lidahku ke lubang keluar kecing di
ujung kemaluannya. Ada cairan putih pertanda kontol itu terangsang berat
mengalir dan menetes, sehigga dengan jilatan lidahku batang kontol itu
benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan
menggerakkan badannya naik turun dengan cepat dan kasar. Lalu dia menegang, dan
tenang. Saat itu juga aku merasakan cairan precum pertanda terangsang semakin
banyak mengalir keluar dari kontolnya. Kujilati semuanya. Rasa asin kurasakan.
“Ohh.. God.. Bener-bener hebat kamu Mas Son.. ahh..
ena banget kulumanmu.. shitt..!” dia rebahan di sampingku.
Aku hanya tersenyum, lalu cowok berambut mohawk yang
tadi mengulum batang kejantananku kini mulai mengangkangkan kakinya di atas senjataku.
Dan, “Bless..” dimasukkannya batangku pada lubang anusnya yang hangat.
Dia pun mulai menggoyangkan tubuhnya perlahan-lahan.
Pertama dengan gerakan naik turun, lalu disusul dengan gerakan memutar. Wah..,
cowok yang satu ini begitu bernafsu sekali. Lubang anusnya memang kurasakan
masih sangat sempit, makanya dia juga hanya berani gerak perlahan-lahan tetapi
teratur.
Dengan posisinya itu, cowok berambut mohawk itu
terlihat sangat seksi, kontolnya tergantung sangat menantang bergetar getar
mengikuti gerakannya. Aku dengan posisi setengah duduk berusaha untuk menghisap
dan menjilati tetek dadanya. Dia mengerang dan gerakannya bertambah cepat,
jariku berusaha meraih batang kontol yang tergantung dan berguncang guncang
itu. Sementara itu cowok yang berambut cepa, bangkit dan berjongkok di depanku
sehingga kontolnya tepat di mukaku. Sambil kujilati batang kontol itu, dan
kuraba-raba perut dan skrotumnya. Sesekali jari-jariku menjelajahi bongkahan
pantatnya dan berusaha enusuk ke lubang anusnya yang saat ini menganga karena
posisinya yang sedang berjongkok. Dengan mudah aku memasukkan jari tengahku ke
dalam lubang pantatnya. Cairan liur dan ludah dari kulumanku pada penisnya
menetes membasahi lubang pantatnya. Jari tanganku juga kulumuri dengan ludah
dan liur itu sehingga kini terasa sangat licin. Aku mempermainkan jariku
mengikuti irama turun naik badannya, dia terlihat menikmati sambil melempar
kepalanya ke belakang.
Dia kemudian mengerang, “Ooocchh.. aachh.. yess..!”
Aku mencoba memasukkan jari kedua ke dalam lubang
pantatnya, dan berhasil dengan mudah, lubangnya basah dan mulai relaks menerima
benda asing. Dengan dua jari memasuki lubang pantatnya, dan batang
kejantanannya yang kujilati dan kuhisap-hisap, dia setengah berteriak bilang,
“Mas Son.., aku mau keluar.., ohh.. yess..!”
Dia berhenti naik turun dan menekan pantatnya
keras-keras ke pangkal batangku. akibatnya mulutku penuh sesak oleh batang
kontol berwarna coklat muda itu. Tidak lama kemudian, terasa batang kemaluannya
berdenyut denyut seolah ada yang ingin melesak. Dia mengerang dengan keras
sambil memelukku dengan kuat. Reaksi dari itu, terjadi pijitan yang keras pada
lubang anusnya pada batang kontolku. Dinding anusnya seolah berkontraksi
meremas-remas batang kontolku. Sesaat aku tidak dapat menahan diri dan bilang
ke dia kalau aku juga akan keluar.
“Please.., give it to me, I want to feel it inside
me..” katanya menjawab desahanku tadi.
Semprotan spermaku terasa sangat kuat dan banyak
sekali di lubang pantat cowok berambut mohawk. Semprotan dengan pijitan dinding
anus yang terasa hangat dan berkedut-kedut. Dan bersamaan dengan semprotan
spermaku itu, dia bilang, “Aku juga mau keluar Mas Son.., oocchh.. it so
goodd..”
Pantatnya ditekan keras-keras ke bawah, seakan-akan
batang kejantananku kurang dalam memasuki liang anusnya.. Terasa batang
kemaluanku di dalam dibatasi oleh dinding anusnya yang terus berkedut kedut.
Dengan tetap memeluk tubuhku, dia mengoyang goyangkan pantatnya. Sementara
tangaku dipaksa memeluk tubuhnya. Aku rasakan ada gesekan diperutku, ternyata
batang kontolnya yang tegang dan mengeras itu mengesek-gesek dan terjepit
diantara pelukan dua tubuh. Lalu aku rasakan kontol yang terjepit perutku itu
berkedut kedut dan akhirnya menyemprotkan cairan hangat yang membasahi perutku.
Wow…tanpa diapa-apain, kontolnya ternyata bisa mencapai klimaks juga. Lalu kami
rebah bersamaan ke tranjang dengan kaki cowok mohawk ini masih tetap melingkar
di pinggangku dan penisku tetap berada di dalam lubang anusnya.
Wajah, mata, dahi, hidung, pokoknya seluruhnya habis
diciumi oleh cowok berambut mohawk itu sambil berkata, “Terima kasih Mas.. Mas
Sony memang perkasa.”
Melihat aku sudah selesai dengan temannya yang sudah
lemas itu, cowok berambut jabrik mulai beraksi. Setelah selesai membersihkan
batang kejantananku, cowok ini langsung menjilat batang kemaluanku lagi. Dengan
tetap bersemangat, batang penisku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Batang kemaluanku yang baru menyemprotkan sperma itu nampak masih lemas. Namun
dengan kuluman dan pijatan lidah cowok berambut cepak ini, perlahan gairahku
muncul lagi. Rasa geli pada batang kontolku begitu hebat dan aku paksakan agar
kontolku kembali mengeras dalam sekejap. Aku lesakkan batang kontolku hingga
mulut pria berambut cepak ini penuh dengan kontolku. Rupanya cara ini ampuh,
karena dengan cepat batang kejantanku menjadi keras lagi, dan dia berkata, “Mas
Son, please fuck me from behind.”
Dia terus membelakangiku, dan pantatnya terlihat
merekah dan telah siap untuk aku sodomi. Sebelum aku memasukkan batang
kemaluanku, kujilat dulu pantatnya agar ludahku keluar sehingga jariku bisa
kulumuri dan bisa masuk ke lubang anusnya. Kedua jariku kutekan dalam-dalam ke
lubang pantatnya sambil kugoyang-goyangkan di dalamnya agar dia sedikit rileks.
Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari
lubangnya. Campuran sperma dan precum pertanda kontolku memang sedang
terangsang hebat lagi. Kuarahkan penisku ke lubang anusnya, dan menekan ke
dalam dengan perlahan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek
terdengar dari penisku dan lubang anusnya. Dan cukup lama aku memompanya dengan
posisi ini. Dia kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka
pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas, dari bawah lubang
pantatnya terlihat agak merah dan basah.
“Ayo Mas.., masukkan kontolnya.. please now.” katanya
sudah tidak sabaran.
Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan penisku
ke lubang anusnya. Dengan posisi ini aku bergerak memasuk-keluarkan penisku
dengan hentakan hentakan penuh. Hentakan yang melesakkan seluruh batang
kontolku menghunjam lubang anusnya tanpa hambatan. Kulihat cowok berambut cepak
ini begitu menikmat tiap hentakan sodokan kontolku. Setiaphentakan kontolku,
diiringi desisan dan erangan kenikmatan dari bibirnya.
Sambil memeluk tubuhnya dari belakang, aku berkata,
“Mas aku mau dikeluarin lagi, kita bisa keluar bersama-sama Mas.. ohh..
yess..!”
Lubang anusnya serasa diperkecil dan efeknya memijati
penisku. Lalu kuperkeras sodokan dan hentakan kontolku menghajar lubang
anusnya. Kurasakan rasa hangat diujung kontolku, mungkin mengenai dinding usus
cowok ini. Lalu kutarik kontolku setengah, kuambleskan seluruhnya. Lalu kutarik
sampai lepas, dan kumasukkan dengan sekejab Bless..blesss…kontolku terus
memompa dan menghunjami lubang anusnya. Lalu ketika ritme sodokan itu semakin
sering dan kontolku terasa panas, rasanya aku akan mencapai klimaks. Lalu
kubilang padanya agar secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan itu.
Sungguh aku masih dapat juga keluar lagi, walaupun tadi sudah keluar. Dan yang
kali ini sama enaknya, karena semprotannya lebih keras namun spermanya lebih
encer. Kucabut batang kontolku dari anusnya, dan kusemprotkan cairan spermaku
pada semprotan yang kesekian di luar anusnya. Namun cowok berambut cepak ini
berbalik arah dan menyambut seprotan spermaku ke mulutnya, sambil tangannya
sibuk mengocok kontolnya sendiri hingga cair sperma itu muncrat membasahi
lantai dan perutnya. Aku merasa sangat lemas, karena dalam waktu singkat keluar
2 kali dalam satu ronde.
Lalu kulihat pria berambut mohawk berdiri dan keluar
ruangan lalu mematikan kamera dari balik jendela kaca. Ups…rupanya adegan tadi
direkam untuk video porno.
____
Tidak ada komentar:
Posting Komentar