by Heaven of Men
Setelah pindah dari surat kabar ternama di Propinsi
Jawa Timur ini, aku memutuskan untuk berkiprah di salah satu tabloid olah raga.
Kegiatanku tentu meliput dan memotret even dan
pertandingan olah raga. Semua olahraga, tentunya.
Namun karena olahraga sepakbola menjadi favorit semua
orang, maka seringkali aku meliput pertandingan olahraga. Dan beberapa
kerusuhan supporter kerap kualami. Sungguh ngeri ketika harus terjebak di
antara dua supporter yang saling serang dengan beringasnya.
Akhirnya, aku hanya bertahan enam bulan saja di
tabloid olah raga ini. Dan sekarang aku memilih menjadi fotografer untuk
majalah kebugaran pria “Men Health”.
Kebiasaanku dalam memotret memang unik. Baik dilakukan
indoor maupun outdoor, saya tidak ingin diganggu, alias hanya saya dan model
saja yang boleh berada di lokasi pemotretan. Ketika ditanya kenapa, saya
beralasan bahwa dengan demikian saya baru bisa berkonsentrasi. Tak pernah ada
yang menaruh curiga. Oleh sebab itu saya selalu dapat dengan untuk
mengeksplorasi dan menikmati tubuh para modelku, baik pria ataupun yang wanita.
Namun karena ini majalah kebugaran khusus pria, maka modelnya didominasi oleh
kaum pria.
Di awal karirku di majalah kebugaran pria ini, aku
hanya sebatas menikmati dan mengagumi keindahan tubuh para model itu tanpa
berani berbuat apa apa. Aku masih menjaga image dan reputasiku untuk berbuat
tidak senonoh.
Namun setelah beberapa minggu kulalui, aku mulai
memahami karakter dan menguasai lapangan. Hampir sebagian besar para model yang
kukenal, baik itu model peragawan, model foto ataupun model majalah kebugaran
sekalipun, ternyata rata rata biseks ataupun punya kecenderungan menyukai
sejenisnya. Memang ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan pekerja jasa
ataupun pekerja seni serta entertainer. Kadang ada bisik bisik diantara para
staf, tentang model tampan A itu ternyata simpanan dari pejabat negara. Hingga
model B itu ternyata pacar cowoknya artis sekaligus laris jadi presenter di
banyak stasiun Televisi Swasta.
Dan untuk edisi Hari Kemerdekaan RI ini, kami sengaja
menampilkan model model terbaik yang ada dengan nuansa merah putih. Salah
satunya model Kevin Castro. Dia model keturunan, blasteran Indo-China dan
Meksiko.
Model yang satu ini nampak sangat segar dan
bersemangat. Dari segi fisik, dia tidak berbeda dengan model pria lainnya:
bertubuh kekar dan penuh otot. Yang pasti, Kevin cukup menyita perhatianku
selain karena tampan juga bentuk tubuhnya cukup menarik siapapun yang
memandangnya. Tentu siapapun dia, akan susah sekali untuk tidak membayangkan
lekuk tubuh dan senyum manisnya.
Saya teringat bagaimana seksinya dia saat pertama kali
melangkah masuk hanya mengenakan celana tinju saja. Dada bidangnya nampak besar
dari samping dengan kedua puting yang menonjol. Saat dia tersenyum padaku,
rasanya begitu manis dan menyejukkan mata.
Keuntungan menjadi fotografer model fitness adalah
saya bisa memiliki foto-foto model pria seksi dari segala sudut. Kevin Castro
memang fantastik. Tanpa canggung, dia berpose, memamerkan dadanya. Dada yang
diinginkan oleh semua wanita dan pria penyuka sejenisnya. Patuh sekali, Kevin
menuruti semua perintahku untuk berpose secara professional.
Saya menyuruhnya untuk memamerkan otot bisepnya,
pungung, dada, kaki, dan bahkan tonjolan di balik celananya. Saya tidak tahu
apakah tonjolan itu karena dia sedang ngaceng ataukah karena kontolnya memang
besar. Dan saya berniat untuk tidak mencari tahu, karena saya juga harus
professional pada bidang pekerjaan saya.
“Bagus sekali, Kevin,” pujiku, mengganti isi film
kameraku dengan yang baru.
“Sekarang kita akan mencoba hal yang berbeda”,kataku.
“Kepala redaksi memintaku untuk mengumpulkan beberapa
foto seksi pria yang akan digunakan untuk artikel seks. Apakah kamu mau berpose
sedikit lebih berani,” tanyaku menyampaikan pesan Kepala Redaksi.
“Tentu saja. Sudah tugasku untuk berpose di depan
kamera. Saya hanya berharap bahwa kepala redaksi akan menyukaiku dan saya akan
dipanggil untuk difoto kembali,” jawabnya, tersenyum. Astaga, senyumannya itu
sangat seksi.
“Baiklah. Sekarang lepas celana tinjumu,” perintahku
datar. Sejujurnya aku tidak terlalu bernafsu ingin tahu seberapa besar punya
dia. Karena aku juga bukan pria penyuka sejenis.
Tanpa ragu sedikit pun, Kevin segera melorotkan
celananya.
Dan apa yang kusaksikan sungguh membuatku
terheran-heran. Kontolnya sudah ngaceng dari tadi! Dia ternyata ngaceng berat
selama masa pemotretan. Kameraku menangkap bercak-bercak precum menempel di
kepala kontolnya yang tidak bersunat itu.
Namun Kevin nampak cuek dan asyik berpose dengan
gayanya sendiri bak model porno. Dengan sensual, dia mempertontonkan kontolnya
dan lubang pantatnya. Saya jadi curiga dengan Kevin Castro. Masak dia berpikir
majalah kebugaran pria “Men Health” akan memuat foto-fotonya dengan pose panas
seperti itu? Mungkinkah dia melakukan itu untuk menarik perhatianku?
Walaupun aku cukup akrab dengan pria pria model yang
menyukai sejenis, namun untuk turut terlibat ataupun masuk dalam lingkaran
mereka, tidak ada dalam benakku. Biarlah itu menjadi urusan mereka, tapi aku
bekerja secara professional saja demi istri dan anakku di rumah.Kali ini Kevin
tanpa ragu mengambil pose yang cukup sensual. Dan saya curiga, ini dilakukannya
memang untuk membuatku tertarik atau memang dia terangsang melihatku? Kontol
ngacengnya yang dilumuri precum mengatakan semuanya.
“Tahu tidak?” kata Kevin tiba-tiba seraya
memilin-milin putingnya.
“Kamu seksi sekali, juga tampan.” Kevin memujiku
sambil membalikkan badannya dan memamerkan otot punggungnya. Kedua belahan
pantatnya yang penuh nampak seperti dua belahan bola.
“Kamu suka badanku?” tanyanya, sensual.
Ahh. Dia menggodaku rupanya. Saya bertahan untuk tidak
tergoda. Saya harus tetap professional pada pekerjaanku.
Tiba-tiba Kevin mendekat ke arah kamera, lalu menarik
tanganku dan mendekapku. Kevin Castro menatapku dengan penuh nafsu. Matanya
mengikuti setiap gerakan tanganku saat saya sibuk dengan kameraku. Tanpa malu,
dia semakin berani mempertontonkan kontolku kepadanya. Entah mengapa kontolku
ikut ikutan ngaceng menyaksikan semua pemandangan sensual itu.
Ahhh apakah aku terangsang oleh pria ini? Adakah
memang ada bakat homoseksual atau minimal biseksual dalam diriku?
Dalam kegalauanku, Kevin maju sebentar lalu menarikku
ke depan kamera. Di sana, Kevin menciumiku dengan penuh hasrat.
Kepalaku dipegangnya sambil bibirku dilumatnya.
Ooohhh… enak sekali bibir Kevin. Untuk sesaat, saya cemburu berat dengan cewek
atau siapapun yang diciumnya. Kevin kembali menciumku, namun kali ini kedua
tangannya menjalar ke bawah. Sedetik kemudian, kurasakan tangannya sedang asyik
menyentuh dan mencoli kontolku.
“A…aaaahhh…. ooohhh….. aaahhh….” desahku saat
jari-jari tangannya yang kasar menggesek kulit kepala kontolku.
Sensasi ini tak pernah kurasakan sebelumnya.
Mengapa aku larut dalam godaan sensual Kevin untuk
berhubungan intim sesama jenis?
Kevin melepaskan bibirku lalu berjongkok menghadap
kontolku. Saya belum tahu apa yang ingin dia lakukan berikutnya. Namun hampir
saja aku dapat menebak apa yang akan dilakukannya, dia dengan sigap telah
menangkap kontolku yang terbalut celana katunku.
Aku semakin blingsatan dibuatnya.
Ingin rasanya aku menepis dan menjauhinya. Namun
tangannya dengan kuatnya. Tak mungkin juga aku berteriak, jika tidak ingin
mendapatkan malu. Maka akupun akhirnya mengambil keputusan pasrah dan mengikuti
alur kemauan Kevin. Toh rasanya juga nikmat. Ah, biarlah ini menjadi pengalaman
rahasiaku. Mau dicap homo atau apa, terserah. Kini aku telah menikmati
permainan sejenis ini dan ternyata asyik juga. Akhirnya terbayanglah adegan
adegan film bokep biseks yang pernah muncul dalam salah satu adegan film porno
koleksiku. Belum sempurna kilatan adegan itu membangkitkan nafsuku.
Ternyata resleting celanaku pun telah dilepasnya.
Bahkan kontolku kini telah digenggamnya. Kontol
ngacengku itu dilepaskannya dari kancutku dan langsung mencuat dengan kokohnya.
Kevin langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan
menelan kontolku. “A…aaahhhh….” erangku saat kepala kontolku dibungkus mulutnya
yang hangat dan basah. Sedotan Kevin bertenaga dan keras. Sungguh nikmat.
Sepertinya Kevin sudah pernah mengoral kontol sebelumnya, sebab kuluman mulutnya
terasa sangat profesional. Jangan-jangan, Kevin berprofesi ganda, sebagai model
fitness dan gigolo juga, pikirku.
“A…aaaahhh…” erangku lagi saat lidah Kevin menggelitik
bagian bawah kepala kontolku itu. Kontolku berdenyut semakin keras dan nafsuku
semakin menggelegak. Akupun lantas mengikuti permainan Kevin.
Lama Kevin melakukan jilatan dan kuluman pada seluruh
batang kontolku. Tak ada satu inchipun yang terlewatkan oleh sapuan lidahnya.
Karena sensasinya yang luar biasa, aku hampir saja muncrat dalam hitungan
sekejap. Namun, saya tak ingin berejakulasi dulu, aku akan merasa malu sekali
kalau itu terjadi. Karena tadi menolak, tapi nyatanya sangat menikmati dan akan
ejakulasi duluan. Maka Kevin kudorong sampai kontolku terlepas dari mulutnya.
Ah…h kepalang tanggung.
Kevin kecewa namun segera dia mendorong kepalaku untuk
berjongkok di depannya. Aku berontak. Namun dia dengan keras mendorong kepalaku
dan akhirnya posisiku tepat berjongkok di depannya. Lalu kontolnya disorongkan
ke mukaku. Mau tak mau, mulutku membuka dan gantian aku yang menghisap balik
kontolnya. Kini dia yang berdiri sementara saya sibuk mengoral kontolnya sambil
berjongkok. Pengalaman pertama yang aneh. Namun cukup asyik juga mengoral
batang cowok. Aku ga bisa membedakan, ini nikmat ataukah karena terpaksa.
“Hmmmm..mmmmmm….” SLURP! SLURP! Lama lama kuakui
kontol Kevin benar-benar terasa enak di mulutku. Harus kuakui, aku belum pernah
tau rasanya menghisap kontol. Namun kontol Kevin yang ada kulupnya yang
membuka, terasa aneh dalam kuluman mulutku. Saya semakin giat menyedot
kontolnya, berusaha menarik kulupnya. Semakin kuat usaha memunculkan gland
penisnya! Dan harus keluar sperma dari gland penis itu.
Kulihat kedua puting Kevin yang melenting di atas
kepalaku sedang menganggur. Kebetulan nih, pikirku. Langsung saja
kupelintir-pelintir kedua putingnya itu. Kevin mengerang kenikmatan dan
tubuhnya menggeliat-geliat. Kuperkeras pilinanku, namun dia tidak memprotes
tindakanku. Malahan dia nampak menikmati. Tanpa ampun, putingnya kutarik lalu
kuputar. Tarik dan putar lagi.
“AAARRRGGGHHH!!!!!” erangnya. Dadanya yang lebar dan
bidang itu terangkat-angkat, mencoba untuk menghirup lebih banyak udara.
“A…aaahhh…. ooohhh… enak banget…. aahahh… pelintir terus…. aaahhh.. isep
kontolku…. aaaahhhh….”
Tiba-tiba kuperhatikan bahwa kedua bola pelernya
terangkat pelan-pelan dan Kevin nampak seperti orang kehabisan napas. Saya tahu
apa yang akan terjadi dengannya. Dia akan segera berorgasme.
“A…AAARRGGGHHHH!!!” lenguhnya.
Aku semakin mempercepat jilatan dan kulumanku. Hingga
selang beberapa saat kontol Kevin semakin menegang dan CCRROOTT!!! CCCRROOTT!!!
CCCRROOOTT!!! CCCRROOOTT!!! Banjir pejuh menyerbu masuk kerongkonganku.
Langsung kulepaskan kontol itu. Dan sperma Kevin muncrat dan menyemproti
mukaku. Kevin terus mengerang-ngerang sambil memegangi kepalaku keras-keras.
Lalu dia mengarahkan kontolnya ke mulutku. Dia ingin kontolnya masuk
sedalam-dalamnya ke mulutku lagi agar orgasmenya lebih nikmat.
CCRROOOTT!!!!! “AARRGGHH!!!! UUUGGHH!!!! AAAHHHH!!!!!
AAARRGGGHHH!!!” erangnya, tubuhnya kelojotan sampai titik pejuh yang
penghabisan. Kevin agak sempoyongan, nampak letih sekali. Lalu setelah seluruh
spermanya muncrat hingga tetes terakhirnya. Dia terduduk lemas sambil
selonjoran. Jadi kubiarkan dia beristirahat sejenak.
Kevin terbaring kelelahan di atas lantai studio
pemotretan. Lampu-lampu kamera yang dilengkapi payung pantulan masih menyoroti
tubuh kami mulai membuat kami kepanasan setengah mati. Namun semakin kami
berkeringat, semakin kami terangsang kembali. Selang satu jam kami terbaring
bersama, kurasakan tenaga kami sudah pulih kembali. Kulihat tubuh Kevin yang
berkilauan dengan keringat itu. Ah, seksi sekali. Dadanya masih sibuk
naik-turun. Saya meraba-raba dadanya kembali dan kurasakan detak jantungnya.
Kevin mengerang keenakkan saat kuremas dadanya. Pria blasteran ganteng itu
langsung duduk berdiri dan menciumiku dengan penuh nafsu. Bagus, dia sudah ON
kembali dan siap beraksi lagi.
“Mau entotin pantat gue ga?,” kata dia, sambil
menggaruk-garuk dadaku.
Dan aku pun meresponnya dengan bersemangat. Karena
tadi aku belum sempat ejakulasi,. Tanggung. Seperti singa kelaparan, dia
mendorong tubuhku ke belakang dan saya pun terbaring tak berdaya di hadapannya.
Kevin menggerayangi seluruh tubuhku. Lidahnya sibuk menjilat-jilat setiap
bagian tubuhku. AAahhhh…. Tangannya juga sibuk mencubiti kulitku. Saya menjadi
semakin terangsang. Rupanya Kevin Castro senang main kasar. Dan anehnya, saya
suka permainan kasar seperti ini. Rasanya aku sedang digagahi.Inilah aku telah
menemukan jati diriku yang sebenarnya. “O…hhh, sohh…. aaaahhh…. ooohhh….”
erangku.
Sebelum saya menyadari apa yang sedang dia lakukan,
kedua kakiku sudang diselonjorkan. Dan Kevin mengambil posisi jongkok tepat di
atas selangkanganku. Kevin sudah tak sabar lagi rupanya. Tentu saja saya senang
melihat kontolku yang diposisikan tepat di depan lubang pembuangannya. Setelah
dilumurinya kontolku dengan ludahnya saat dia menghisap dan mengulumi kontolku.
Dan dengan sekali dorong, PLOP! Kepala kontolku pun bisa masuk! Kevin segera
berusaha serileks mungkin agar kontolku itu mudah masuk. Lalu Kevin menarik
pantatnya ke atas lalu didorongkannya kembali dengan perlahan.
Akhirnya kontolku yang cukup besar itupun dapat masuk
seluruhnya.
“A…AAARRGGHH1!!” erangku saat Kevin langsung tancap
gas dan menggenjot pantatnya tak karuan, begitu kontolku masuk ke lubang
pantatnya.
“U….UUUGGHH… OOOHHH…. AAAHHH…. OOOOHHH…. AAAAHHH….”
Pantatnya yang montok itu digoyang goyang dan ditarik tancapkan, berirama
tetap. Kadang pantatnya ditarik, hhingga kontolku terangkat hampir terlepas
dari pantatnya. Kadang dia hunjamkan dengan dalam dalam, hingga kontolku
tercancap hingga keseluruh batang kontolku tercengkeram dinding ususnya.
Wajah Kevin meringis-ringis, nampak kecapekan.
Napasnya yang memburu serasa habis lari jarak jauh.
“Aa…aaahh… aaahhh… aaahhhh…” desahnya, bibirnya
bergetar menahan kenikmatan. Kepala kontolku bergesek-gesek dengan dinding usus
Kevin. “A…aaahhh…… ooohhhh…. enakkkk….. aarrgghh….” Keringatnya jatuh
menetes-netes ke atas tubuhku yang juga sudah berkeringat.
“A…aahh…..” Aku semakin terangsang melihat kontol
Kevin yang tegang berdiri dan terlempar ke samping kanan kiri di atas perutku.
Lalu dia meraih tanganku untuk memegangi kontolnya itu dan menyuruhku untuk
mengocoknya.
Karena pantat Kevin berkontraksi terus saat kontolnya
aku kocok. Saya pun megap-megap, mengambil napas. Rasanya tak tertahankan.
Orgasmeku semakin mendekat dengan cepat sekali. Aku terus menahan rasa nikmat
itu agar orgasmeku tidak cepat datang. Namun usahaku sia sia, karena rasa
nikmat itu begitu hebat mendera sekujur tubuhku, hingga akhirnya tubuhku
mengejang dan kelonjotan.
“AAARRRGGGHHHH!!!!!!!” teriakku. CCCRROOTT!!!
CCCRROOOTT!!! CCRROOTT!!! Akhirnya saya ngecret juga di dalam lubang pantat
Kevin.
“AARRGGHH!!! OOOHH!!!! UUUGGHH!!!! AAAHHH!!!!!”
Pejuhku tersembur dan rasanya muncrat muncrat di dalam sana, mengenai dinding
dinding usus Kevin. Rasanya cairan itu agak panas saat pejuh itu muncrat.
Tubuhku menggelepar-gelepar dan meronta-ronta. Saat kontolku berdenyut tak
karuan, lubang anus Kevin juga ikut berdenyut. Dan denyutan anus Kevin itu
pertanda orgasme Kevin Castro akan segera datang juga.
“UUUGGGHHH!!!!!” Kevin mengerang, mendorong pinggulnya
ke bawah hingga seluruh kontolku tertancap dan tenggelam. CCRROOTT!!!!
CCRROOTT!!! CCCRROOTTT!!! Cairan sperma miliknya pun tersemprot ke perut, dada
dan sebagian ke leherku. Dengan cepat, pejuh Kevin yang terasa hangat di kulit
perutku itu memenuhi perutku.
“AARRGGHH!! OOOHH!!!! UUUGGHH!!!! AAAHH1!!” Kontolnya
berdenyut-denyut dan setiap denyutannya dapat kurasakan dengan sangat jelas di
genggaman tanganku. Aaahhh, sunguh erotis sekali. CCCROOTT!!! CCCRROOTT!!!!
Kevin menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuhku. Dadanya
yang besar dan keras menimpa dadaku. Putingnya yang keras terasa
menggesek-gesek putingku. Kami hanya berbaring di situ selama bermenit-menit
sambil bernapas terengah-engah. Pejuh kami mengotori lantai studio, becek di
mana-mana. Saat kami berdua pulih, Kevin bangkit dan menciumiku lagi. “Thanx,”
katanya.
Is ngak video..mungkin bohong
BalasHapusbetul. bisa saja itu kisah yang bohong... tapi bisa juga benar ya...
HapusNo video to prove liar
BalasHapusItu khayalab sajA bohong kale
BalasHapus