Pengalaman
Pribadi
Oleh : Teguh
Afandi
Pernah atau bahkan sering kita menikmati pelangi usai
hujan siang hari. Macam rona warna yang berbeda membuat pelangi itu indah di
mata. Begitulah hidup seorang, bermacam warna memberi kesan tersendiri di
setiap senti diari hidupnya. Entah merah penuh luka atau cerah ceria macamnya.
Pena kehidupan akan selalu ssaja bergerak menuliskan memoar kenangan seseorang.
Memoar yang memberi ia pelsajaran. Memoar yang kelak terkuak, seperti sejarah
Jamal dalam film Slumdog Millionaire.
Begitu juga dengan diriku ini. Kisah luka hingga
bertuba, sampai kisah ceria bahagia terlewat hingga kini angka 19 dalam usia.
Kisah yang satu ini memang patut dikenang. Siapa yang mengira, sejarah kelam
berbeda dengan terang yang sekarang. Mungkin juga. Pengalaman diperlakukan
asusila oleh tetangga yang ssudah berbaik hati sejak lama. Dimulai, bahwa saya
adalah seorang mahasiswa UGM, yang sejak kecil dibesarkan di Blora. Lebih tepat
di ujung barat, kota Blora deretan gunung kapur. Kejadian itu tepat ketika
kelas lima di SD dulu. Dan sebut ssaja dia Zainuri (nama samaran) - ku
memanggilnya Lek Yen-. Yang pada saat itu dia adalah tahun terakhir di SMP.
Dia adalah tetangga yang mengalami kekacauan. Ayahnya
meninggal, kanker merenggut nyawanya. Sehingga terpaksa setiap malam aku
menemani untuk tidur malam. Ketakutan di rumah sendiri, ditinggal ibu yang
tergila-gila dengan daun yang lebih muda. Ssudah sejak hari ketujuh seusai
ayahnya dimakamkan, saya menemaninya tidur setiap malam. Karena memang rumah
kita berdekatan, Cuma beberapa jengkal langkah cukup ssudah. Hampir semua
kegiatanku beralih disana, belsajar hingga harus makan sahur. Itulah awal dari
sejarah yang kucatat dalam memori ini.
Sesak ketika harus mengulasnya. Sore itu memang
seperti biasa. Kegiatan ngaji di madrasah, tidak lepas dengan msudah. Langsung
seusai maghrib langsung berpindah ke rumah Lek Yen. Belsajar, makan malam semua
seperti biasa. Langsung ssaja ke pergi ke ranjang untuk istirahat semalam.
Maklumlah masih kelas 5 SD, belum kenal begadang. Dan ssudah seperti biasa kami
tidur seranjang tanpa curiga barang secuil ssaja. Tidur kami normal seperti
biasa.
Entah apa yang merasukinya malam itu. Saya yang masih
kecil tak tahu menahu dengan adegan semalam itu. Jam pun ku tak tahu tepatnya.
Entah tengah malam, atau menjelang fsajar. Mula- mula ditutupnya wsajahku
dengan selimut sarung yang ku bawa. Posisi miring memsudahkannya mungkin. Dan
sungguh menghinakan malam itu. Celana ku di turunkannya, dan kejadian asusila
pun terjadi. Meski aku masih tetap berpura lelap dalam ayunan tidur malam.
Terdengar olehku desah nafasnya, yang kadang jijik terdengar. Meski tidak
berulang untuk kedua malam itu. Diriku selamat karena aku merubah posisi. Usai
ssudah malam itu.
Usai kejadian itu, tak pernah terfikir kalau itu yang
bernama sodomi. Karena usia belia, tak pantas mengenal istilah itu. Jikalau ku
mengetahui tindakan itu sodomi pasti tuntutan polisi terjadi, dan karena memang
tidak ada kelainan pada bagian sensitifku. Sehingga usai malam itu, tetap
berlangsung seperti biasa. Kejadian itupun menjadi rahasia pribadi, lebih
karena menjaga agar ia tidak terluka berlebihan.
Pasca SMP ia masuk Pesantren Walisongo di Sragen Jawa
Tengah, dan saya melanjutkan ke SMP dan berlanjut hingga kini di UGM. Kini ia ssudah
beristri dan beranak satu. Kejadian ini benar- benar terjadi, tidak hanya resepertisa
atau fiktif. Jika ku ketahui istilah sodomi sejak awal, pasti tak begini akhir
cerita ini. Saya sengsaja menutupi agar tidak terkesan cerita porno. Mohon maaf
kalau cerita terkesan fiktif, tapi itulah pengalaman yang terjadi 10 tahun
silam. Kejadian yang menjadi warna tersendiri dalam hidup ini. Peristiwa itu
masih tetap menjadi rahasia pribadi. Dan kuceritakan disini, agar semua
mengambil inti arti. Bahwa mungkin ssaja seorang teman yang didekat kita bisa
menjadi musuh. Dan sebaliknya. Orang yang kita kira menjadi musuh, justru
perhatian lebih dibanding teman kita sendiri.
Temanku Lulu, punya kucing satu
Biarlah yang lalu, menjadi guru hidupku
Itu Lulu, lahir di Kota Kembang
Masa lalu, pelsajaran masa datang
Minum jamu daun papaya
Moga ketemu, di cerita lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar