http://gay-stories-kali.blogspot.com/2013/01/diperkosa.html?zx=484d9d5332bd1ea7
Tidak puas dengan keadaan perkakasku yang ukurannya
cuma 18 cm, saya mencoba untuk mendatangi salah seorang bapak yang iklannya
saya baca dari pos kota. Dengan iming-iming dapat menambah ukuran. Sengaja saya
pilih datang pada sore hari setelah selesai jam kerja. Dengan mudah tempat
prakteknya saya temukan, tidak ada antrian didepan tempat prakteknya sehingga
otomatis saya tidak perlu menunggu lama. Setelah masuk ke dalam rumahnya, disana
saya harus memberikan data- dataku terlebih dahulu dan membayar biaya
administrasi. Setelah dipersilahkan duduk dan menunggu selama 5 menit, akhirnya
saya dipanggil masuk oleh si pemuda yang tadi menulis data-dataku. Memasuki ruangan
prakteknya, sempat membuatku terpana melihat dekorasi ruangannya yang agak
berkesan mistis. Segera saja saya duduk bersila menyampaikan keinginanku kepada
si bapak yang duduk didepanku sambil mengisap rokoknya dalam-dalam. Disamping
si bapak ada seorang pemuda berbadan kekar duduk mendampinginya, yang saya
anggap pasti adalah asistennya. Setelah tahu keinginanku, maka saya
dipersilahkan untuk terlebih dahulu mandi. Saya berjalan ditemani asistennya
yang berbadan kekar menuju kekamar mandi. Memasuki kamar mandi saya berbalik
ingin menutup pintu, tetapi langsung dicegah oleh si asisten. Katanya dia harus
ikut memandikan saya, karena ini adalah syarat yang sudah ditentukan.
Perlahan-lahan mulai kutanggalkan baju dan celanaku.
Setelah bugil, saya disuruh berkumur- kumur terlebih
dahulu menggunakan air yang telah diberi ramuan. Lalu si asisten mulai melolosi
pakaiannya dan akhirnya bugil juga. Saya sempat kaget dan bertanya, tetapi sang
asisten mengatakan kalau dia tidak mau bajunya ikut basah pada saat memandikanku.
Maka mulailah sang asisten menyuruhku jongkok dan memberi shampoo pada rambutku
dan mulai menyabuni tanganku, badanku,
kakiku, dan sekarang perkakasku. Khusus perkakasku
disabuni dengan gerakan seperti lagi ngocok. Rasanya risih juga perkakasku dipegang
sesama laki-laki. Karena tidak tahan, perkakasku mulai ereksi. Apalagi saat
jarinya melakukan putaran melingkar pada perkakasku ditambah dengan licinnya
busa sabun yang membuat geli kepala perkakasku.Setelah puas, tangannya turun menuju
keanusku. Sambil menyabuni lubang anusku, jari telunjuknya mulai menusuk lubang
anusku maju mundur. Sehingga membuat perkakasku semakin tegak. Akhirnya dia
mengguyurkan air ketubuhku. Setelah selesai si asisten mengeringkan tubuhku
dengan menggunakan handuk, kemudian saya diperkenankan keluar kamar mandi dengan
hanya menggunakan sehelai handuk kecil yang tidak dapat menutupi perkakasku
yang sedang ereksi. Saya berjalan menuju ruang praktek.
Di dalam ruangannya saya dipersilahkan berbaring dalam
keadaan bugil dengan kaki yang mengangkang. Dan si bapak mulai memijat tubuhku dari
atas dan terakhir mengenggam perkakasku serta mulai mengurut seperti
gerakan ngocok dan membetot-betot batang serta
zakarku. Si bapak mengatakan kalau dia ingin memasukkan sesuatu kedalam lubang anusku
dengan cara menggunakan bantuan dorongan perkakasnya. Tentu saja saya
keberatan, karena takut memikirkan rasa sakit pada lubang anusku. Saya berusaha
untuk bangun dari dipan dan mencoba menolak keinginan si bapak. Tapi dengan
sekali panggil, si asisten dan si pemuda segera masuk kedalam ruang praktek. Dan
tanpa dikomando mereka memegang tangan serta kakiku yang dengan paksa
dikangkangi sampai lubang anusku dapat terlihat dengan mudah oleh si bapak.
Saya berusaha untuk meronta. Tapi sia-sia, si bapak mulai menanggalkan baju dan
celananya. Sempat kelirik kalau ternyata perkakas si Bapak sangatlah gede.
Dengan paksa si bapak mengoleskan sesuatu kelubang anusku dan menusuk-nusukkan
jarinya. Badanku mulai bergerinjal menahan rasa sakitnya. Belum sempat bicara, perkakas
si bapak mulai dipaksakan masuk kedalam lubang anusku. Si asisten dan si pemuda
semakin kuat memegang kakiku dan ditarik terbuka. Sehingga kangkangan kakiku
semakin lebar. Perkakas si Bapak semakin dalam memasuki lubang anusku, yang
membuatku menjerit kesakitan.
Tanpa belas kasihan akhirnya si bapak berhasil
memasukkan perkakasnya keseluruhan. Hal ini dapat saya rasakan karena disekitar
anusku mulai digelitiki oleh bulu-bulu perkakas si bapak. Setelah beberapa
saat, saya mulai merasakan semprotan demi semprotan hangat memenuhi lubang
anusku. Si bapak mencabut perkakasnya dan menuju kearah mukaku dan memasukkan
dengan paksa perkakasnya yang baru keluar dari lubang anusku kedalam mulutku.
Serasa mau muntah saya merasakan perkakasnya. Sekali lagi saya menjerit karena
kaget merasakan perkakas si asisten mulai menerobosi lubang anusku. Si pemuda
dengan setianya mengocok dan mengulum perkakasku yang kini sangat tegak
berdiri. Akhirnya air mani si asisten menyemprot memenuhi lubang anusku. Dan sekarang
giliran si pemuda membobol lubang anusku lagi. Sedang si asisten menggantikan
posisi si pemuda untuk mengulum dan mengisap perkakasku. Karena sangatlah tegang,
kini air maniku tersemprot keluar juga memenuhi mulut si asisten yang langsung
menelan dan menyedot habis air maniku. Si asisten kini memaksakan perkakasnya
untuk memasuki lubang anusku lagi. Benar- benar kacau, karena didalam lubang anusku
masih terganjal perkakas si pemuda. Saya hanya dapat menjerit tertahan karena
mulutku masih tersumpal perkakas si Bapak. Air mani si bapak akhirnya
tersemprot juga memenuhi mulutku, dan kini dapat kurasakan semprotan air mani
yang sangat banyak memenuhi anusku dan ususku yang tersembur dari dua perkakas yang
berbeda. Saat si pemuda dan si
asisten mencabut perkakasnya, saya merasakan sakit
yang amat sangat pada anusku. Saya hanya dapat mengerang memegang anusku yang pada
saat saya raba terasa sangat perih dengan lubang anus yang membesar dan agak
menonjol membengkak. Perkakasku terlihat agak memanjang, tetapi saya yakin
karena tadi ereksinya terlalu berlebihan.
Dan ketika kulihat keesokan harinya, ukuran perkakasku
tetap saja sama. Hanya lubang anusku yang agak berbeda ukurannya karena telah diperkosa
oleh si bapak dan kaki tangannya. Untuk mengadukan perbuatan mereka, tentu saja
tidakmungkin. Karena saya sendiri juga yang akan menanggung malunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar