Aku teringat pertama kali bercinta dengan seseorang.
Ketika itu, aku masih seorang remaja yang duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama tepatnya kelas 3 SMP. Dulu, aku adalah seorang yang lugu, hari-hariku
hanyalah disibukkan dengan urusan sekolah dan bermain, aku suka olahraga,
khususnya voli dan badminton. Badanku biasa saja, layaknya seorang remaja pada
umumnya, kulitku bersih dan berambut lurus, wajah pun lumayan tampan.
Meskipun begitu, aku belum pernah berpacaran dengan
siapapun. Yang aku tahu hanyalah sekolah, belajar, olahraga, dan bermain dengan
teman sebaya. Hingga rasa penasaran mengenai seks pun tiba seperti halnya
remaja lain yang selalu ingin tahu urusan orang dewasa. Setiap kali berkumpul
dengan teman, pasti ada pembicaraan mengenai seks, pacaran, dsb. Mereka sering
menceritakan pengalaman mereka berpacaran atau bahkan nonton film bokep dengan
adegan-adegan yang diceritakan secara detail. Pantaslah aku menjadi penasaran,
namun selalu tidak ada keberanian untuk menontonnya ketika teman-temanku
mengajak untuk nonton film bokep bersama di rumah mereka secara bergiliran
ketika keadaan rumah sedang sepi.
Oleh karena rasa penasaran yang semakin meledak-ledak,
aku pun bertanya dengan sepupuku sekaligus teman sepermainanku di rumah. Dia
mengaku sering menonton film bokep di kaset VCDyang dipinjam dari temannya.
Saking penasarannya, sampai aku tidak bosan-bosannya bertanya berbagai adegan vulgar
yang telah ia tonton hingga seharian penuh, ketika ia bermain bersama.
Waktu itu tepat malam minggu, sehingga kami punya
banyak waktu untuk begadang. Sudah menjadi hal, sepupuku itu sering menginap di
rumahku, karena memang rumah kami pun dekat. Karena ketertarikanku dengan
cerita-cerita dia, akhirnya ia bersedia menceritakan setiap film yang pernah ia
ingat dengan menginap di rumahku. Kami pun bercerita di dalam kamarku hingga
larut malam. Mungkin karena begitu dasyatnya rasa penasaran yang tercampur
dengan gejolak jiwa, akupun mulai horny, merasakan batang kemaluanku menegang
lama, aku juga melihat ia mulai horny dengan gerakan-gerakan tangannya yang
sering kali mengusap-usap perkakasnya.
Tiba-tiba di sela-sela ceritanya, ia bilang
"andai saja di sini ada perempuan, aku pengen banget ngentot", sambil
tiduran dan menonton TV.
Aku pun menjawab dengan seadanya " Ya udah, kalo
pengen ngocok aja".
Dengan mengusap-usap perkakasnya yang masih terbungkus
celana, ia berkata "Ah... tidak enak kalo cuma ngocok sendiri, gimana
kalau kita ngocok bareng?".
Hmmm aku berpikir keras, merasa grogi, canggung karena
harus mempertontonkan barang terlarang di depan orang lain yang tidak biasa aku
lakukan. Ia terus mendesakku untuk melakukan onani, akhirnya aku putuskan untuk
menyetujui idenya karena aku pun merasa sangat horny waktu itu. ia pun segera
melepas celana pendeknya, dan betapa terkejutnya aku, ia mempunyai perkakas
yang cukup panjang untuk usia kami, perkakasku pun tidak kalah panjang dengan
dia, namun memang lebih panjang perkakas dia.
Ia pun mulai memainkan perkakasnya sambil tiduran di
sampingku, aku pun juga melakukan hal yang sama.
Oleh karena nafsu yang semakin menjadi-jadi, ia tidak
puas hanya melakukan onani, sesekali ia pegang dan mengocok perkakasku, dan
tangannya membimbingku untuk mengocok perkakasnya juga. Betapa terkejutnya aku,
rasa canggung dan salah tingkah menyelimuti benakku. Belum pernah aku mempunyai
pengalaman memegang perkakas orang lain, apalagi melakukan onani bersama. Kami
melakukannya sambil bercerita setiap adegan dalam film bokep secara detail,
membayangkan betapa asyiknya bercinta. Aku mulai menggeliat keenakan dan ia pun
juga merasakan hal yang sama, sesekali aku pejamkan mata menikmati setiap
sentuhan tangannya di senjata utamaku.
Tak puas hanya melepas celana, ia mengajakku untuk
melepas kaos yang kami kenakan, aku pun menurut hingga kami berdua dalam
keadaan telanjang bulat di satu ranjang. Baru aku melepas kaosku kemudian
kembali rebahan di kasur, tiba-tiba ia menindihku, menggesek-gesekkan perkakasnya
ke perkakasku. Aku tersentak dan berusaha menolak.
Namun ia berkata, "Katanya penasaran banget
gimana rasanya bercinta. Kita praktekkan saja, jadi akan tahu rasanya!"
"Hah... gila lu!" jawabku. Namun ia terus
menggesekkan perkakasnya dan menindihku tanpa memperdulikan Omonganku, ia
menciumi leherku seraya adegan film yang kami fantasikan. Akhirnya aku hanya
diam, mengikuti apa maunya.
Selama setengah jam ia menyenggamaiku, kami
berpelukan, bergeliat memancing nafsu masing-masing layaknya hubungan seks yang
sebenarnya. Tak puas dengan itu, ia beranjak dan menyodorkan perkakasnya ke
mulutku. Aku masih bingung apa yang harus aku lakukan, ia pun membimbing
tanganku untuk segera mengocok perkakasnya, kemudian ia memintaku untuk
mengoral batangnya yang telah mengacung dengan keras.
Aku ragu, namun oleh karena desakannya terus, akhirnya
aku memberanikan diri untuk mencium dan mengemutnya. Bau anyir dan rasa yang
aneh untuk pertama kali aku rasakan, aku sampai bolak-balik ke kamar mandi
karena muntah dengan bau dan kejadian itu. Namun, ia pun terus memaksaku
melakukannya, bahkan ia mengikutiku ke kamar mandi untuk memintaku mengemut perkakasnya.
Sampai akhirnya aku coba dan coba lagi, kemudian kami kembali ke tempat tidur,
aku pun dengan terpaksa disertai rasa penasaran yang besar berusaha untuk
mengoralnya. Perkakas yang panjang masuk ke mulutku menyodok-nyodok mengikuti
gerakan kocokan tanganku...
Satu jam lamanya aku mengoral dia, ia begitu menikmati
setiap sedotan yang aku lakukan, setelah ia mengajariku untuk terus menyedot
punyanya. Semakin lama semakin aku rasakan batang kemaluannya mengeras, gerakan
pinggulnya menyodok-nyodok mulutku pun semakin dipercepat ritmenya, ia
memintaku untuk terus mengoral dan mengocok lebih cepat, selang beberapa waktu,
ia sedikit berteriak...
aaaaaaaaahhhhhh! dan croot crot crot... tembakan
sperma nya keluar memenuhi mulutku, aku mencoba untuk melepaskan perkakasnya
dari dalam mulutku, namun ia menolak dan terus berusaha menekan kepalaku dan
menyodokkan perkakasnya lebih dalam ke mulutku... sampai aku mau muntah,
setelah menelan sebagian air maninya dan banyak sekali air mani yang keluar
dari mulutku karena tidak tertampung. Setelah ia merasa cukup puas, ia
membaringkan diri di sampingku melepas lelah setelah dua jam ia mempraktekkan
segala penasarannya melakukan hubungan seks.
Aku lari ke kamar mandi, memuntahkan air maninya dan
membersihkan diriku dari cairan itu, kemudian aku kembali ke kasur, mengambil
celanaku untuk aku pakai, namun ia berusaha mencegah, memegang tanganku,
menarikku ke kasur dan rebahan di samping dia,
"Ntar aja berpakaiannya, aku kan juga masih
telanjang" jawab dia. aku pun menurutinya. Baru beberapa menit aku
rebahan, ia memegang perkakasku yang masih berdiri karena aku belum mencapai
klimaks, ia mengocok perkakasku, aku pun membiarkannya dan menikmati servis
yang ia lakukan. Ketika aku melihat ke arahnya, perkakasnya sudah berdiri
mengacung kembali, ia mengocok perkakasnya sendiri sembari mengocok perkakasku,
ia pun menindihku kembali, menciumiku, mengisyaratkan permintaannya untuk yang
kedua kalinya, aku pun mengikuti apa pintanya, ia menyodorkan perkakasnya dan
aku pun mengoralnya, sampai karena kelelahan, kami berdua duduk dan ia mengocok
terus perkakasnya dan perkakasku hingga lahar panas dari dalam perkakasku
keluar diikuti dengan teriaknya karena mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Setelah kami berdua merasakan kepuasan, kamipun tidur
berdua dengan keadaan masih telanjang. Betapa tenagaku dikuras habis oleh
sepupuku karena harus meladeninya dua kali dalam semalam.
Ketika bangun pagi-pagi, kami cepat-cepat berpakaian
dan seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara kami berdua malam itu. Itulah
pengalamanku bercinta untuk pertama kalinya, dan hal itu berlanjut dengan dia
di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar